Cerita Perjalanan Haji dan Umroh

Banyak cerita seputar perjalanan haji dan umroh yang menakjubkan.

Inti semua cerita perjalanan haji dan umroh tentu saja bermuara pada diterimanya haji dan umroh itu sendiri.

Sebagaimana ibadah atau pekerjaan yang lainnya ada yang dikerjakan dengan sempurna dan banyak juga yang tidak sempurna, begitu juga dengan ibadah haji dan umroh.

Haji dan umroh yang diterima atau disebut dengan haji dan umroh yang mabrur adalah haji dan umroh yang dikerjakan tanpa suatu kesalahan dan didalamnya tidak  terdapat perbuatan maksiat.  Banyak cara untuk memaksimalkan ibadah Haji dan umroh salah satunya sebagaimana disebutkan di dalam sebuah hadist, bahwa kebaikan haji terdapat pada terletak pada memberi makan pada orang lain dan berbicara ramah.

Tentu saja untuk mengerjakan suatu pekerjaan secara sempurna bukan pekerjaan yang mudah.

Meskipun begitu kita tentu saja berharap haji dan umroh kita bisa menjadi haji dan umroh yang mabrur. Banyak kisah seputar perjalanan haji dan umroh yang ditulis di kitab-kitab para ulama. Berikut ini akan dinukilkan salah satunya.

Suatu ketika Abu abdillah jauhari berkata, ketika aku berada di Arafah di tengah kantukku, aku melihat dua malaikat turun dari langit.

Satu diantaranya bertanya dengan malaikat yang satunya.

Tahun ini berapa yang orang yang menunaikan ibadah haji?

Yang ditanya kemudian menjawab,” enam ratus ribu orang.”

Akan tetapi hanya enam orang saja yang hajinya diterima.

Mendengar ucapan tersebut aku begitu bersedih jangan jangan aku berada di antara orang yang hajinya tidak diterima.

Tidak lama kemudian malaikat yang pertama kembali bertanya,” Lalu apa muamalah Alloh swt terhadap orang yang tidak diterima hajinya?

Baca Juga:  Sisi Menarik Masjidil Haram Ini Pastinya Belum Banyak Orang Yang Tahu!

Malaikat kedua menjawab,” Dzat yang maha pemurah selalu memandang hambanya dengan penuh kemurahan.

Dengan perantara enam orang yang hajinya diterima , Alloh menerima Hajinya 100.000 orang dan ini merupakan karunia ilahi. Dia akan memberikan karunianya kepada siapa saja yang dikehendakinya (raudh).

Demikian cerita perjalanan haji dan umroh, hendaknya kita selain punya rasa takut terhadap kualitas haji dan umroh yang kita kerjakan, selain itu juga harus punya harapan dengan kemurahan Alloh akan menerima amal-amal kita.

Amien.

Cerita Perjalanan Haji dan Umroh | kangbambang | 4.5